Untuk kesekian kalinya saya ketinggalan pesawat 😦
Kali ini, Sabtu 19 Oktober 2013, saya ketinggalan penerbangan Makassar-Jakarta dengan operator Lion Air.
Karena urusan-urusan rumah yang harus di selesaikan, termasuk tamu yang baru pulang saat maghrib datang, saya berangkat ke bandara sekitar jam 6:30an.
Diluar dugaan ternyata malam itu Makassar arah bandara (utara) macet dimana-mana. Biasanya kemacetan terjadi di jalur berlawanan. Hingga kami terlambat sampai di bandara.
Seperti sudah diduga, meski masih sekitar 30 menit dari jadwal, saya ditolak di counter check-in Lion dan harus berhubungan dengan loket penjualan. Namun usaha untuk mendapatkan penerbangan berikutnya gagal. Seat full.
Saya putuskan kembali ke kota dan terbang keesokan harinya dengan maskapai lain. Selain Lion Air.
Pola-pola penerbangan –konon– murah seperti saat ini seringkali memiliki dua sisi. Paradoks dimana harga tiket dikatakan murah, dengan istilah tiket promo, namun dengan konsekuensi yang sangat berat hingga akhirnya jadi mahal, bahkan sangat mahal.
Saya berharap agar kebijakan/aturan tiket, apalagi promo, ditinjau dan lebih memihak ke konsumen. Utamanya dalam hal keterlambatan 3-10 menit yang dianggap NO SHOW sedang keterlambatan pihak maskapai diatas 3 jam baru memberi kompensasi.
Kompensasi keterlambatan yang diberikan juga masih belum adil, karena dihitung rata per penumpang. Sedang harga tiket tiap penumpang bisa berbeda.